MEGAKALTIM.COM - Antonius Luhur Budi Teja Pranata, namanya.
Seorang peraih juara 1 kategori karya tepat guna yang diberikan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) Kaltim beberapa waktu lalu.
Sebuah kompor dengan bahan bakar oli bekas menjadi karya tepat guna yang telah mampu ia hasilkan.
Antonius Luhur Budi Teja Pranata pun ungkap beberapa hal mengenai karyanya itu pada tim redaksi.
Hasil modifikasi dari pria yang akrab dipanggil Anton ini ialah karya dengan nama Kompor Api Nusantara (ANU).
Kompor ANU merupakan hasil pengembangan dari kompor berbahan bakar oli bekas yang sebelumnya banyak tersedia di pasaran.
Menurutnya, kompor berbahan oli bekas yang ada di pasaran masih memiliki banyak kekurangan dalam penggunaannya untuk memasak.
“Karena betul-betul kesulitan menggunakan kompor yang ada sebelumnya seperti yang telah beredar di pasaran itu, meski konsumen terlebih dulu telah melihat cara pemakaiannya melalui channel YouTube,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Anton, bahan bakar bekas berbahan bakar minyak tidak begitu berbahaya, namun memiliki kekurangan, yaitu bahan bakarnya akan lebih sulit terbakar jika tercampur dengan air.
“Semua kompor jenis ini dari keamannnya tidak seperti kompor gas, tapi musuhnya hanya air, yang tidak boleh tercampur pada oli bekas itu karena jika bercampur akan meletus,” jelasnya.
Kompor berbahan bakar minyak yang ada di pasaran bisa langsung digunakan untuk memasak, lanjutnya, namun perlu diketahui pengguna bahwa produknya berbeda dengan miliknya.
Maka dari itulah, kemudian ia menciptakan Kompor ANU.
“Jadi adanya inovasi ini yang saya lihat dan belum dimiliki oleh sejenisnya adalah penghancur limbahnya yaitu berupa karbon yang terbakar pada tungku pemroses pembakaran oli bekas itu,” ucapnya.
“Cara yang paling gampang dengan kompor ini adalah pada penghancur limbah gasnya, ideal penggunaanya dengan ditekan atau ditarik itu akan dihasilkan kembali pembakaran ke atas dengan kualitas api biru yang sempurna pada kompor berbahan oli bekas ini,” tambahnya.
Anton jabarkan terkait pengoperasian kompor ini masih menggunakan cara konvensional pada kompor minyak, yaitu menyalakan api secara manual atau langsung dan menyalakan kipas kecil kompor menggunakan listrik DC.
“Untuk menyalakan pakai pemancing (bensin dicampur oli bekas) terlebih dahulu bisa juga pakai minyak tanah, cukup dituangkan pada tungkunya lalu nyalakan kipasnya dengan kecepatan lambat, tunggu hingga tungku api stabil selanjutnya kipas yang sudah dinyalakan menggunakan arus DC ini bisa dibesarkan sesuai kebutuhan,” jabarnya.
Keberhasilan karyanya yang telah dipasarkan hingga keluar kota membuat Anton tidak ragu untuk memberikan pelayanan jasa konsultasi gratis bagi para pengguna yang membeli kompor ciptaannya tersebut.
“Yang sudah diproduksi sendiri disini sampai keluar kota yaitu berjumlah 15 buah kompor dan bagi para pengguna kompor ini akan saya bantu untuk penggunaannya jika menemui kesulitan,” tutupnya.
Hasil karya Anton ini telah diperlombakan oleh Pemprov Kaltim pada tahun 2024 dan berhasil meraih juara 1 kategori karya tepat guna dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) Kaltim.
Anton menerima penghargaan tersebut bersama dengan para penerima penghargaan lainnya saat pembukaan Expo BUMDes di BIG Mall Samarinda pada 11 Oktober 2024 silam. (adv)