MEGAKALTIM.COM - Baru-baru ini nama Anthony Salim, CEO Salim Group, dikaitkan dengan kasus pagar laut di Tangerang, yang diduga melibatkan dirinya sebagai salah satu pihak yang berkepentingan dalam proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Advokat Ahmad Khozinudin mengungkapkan bahwa Anthony Salim, bersama dengan Sugianto Kusuma (Aguan), diduga terlibat dalam proyek tersebut yang dianggap merugikan negara dan lingkungan.
Dalam diskusinya dengan Abraham Samad di Channel YouTube "Abraham Samad SPEAK UP" pada 21 Januari 2025, Ahmad Khozinudin menyebut nama Anthony Salim. Diskusi ini membahas siapa saja aktor dari sertifikat pagar laut dan sosok Aguan di balik pagar laut PIK.
Dilansir dari Fasenews.id, Anthony Salim, CEO Salim Group, dan Sugianto Kusuma, pendiri PT Agung Sedayu Group yang dikenal sebagai Aguan, adalah dua tokoh utama di balik pengembangan proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Tangerang.
“Siapa yang punya kepentingan? Ya, oligarki properti, Pantai Indah Kapuk (PIK). Jadi, di balik ini semua sebenarnya Aguan. Nah, kalau bicara Aguan, siapa lagi? Ya, Anthony Salim. Itu berangkat dari data,” ucap Ahmad Khozinudin.
“Siapa yang diuntungkan dari tanah tadi? Ya, Aguan. Tanah-tanah rampasan ini akhirnya digunakan untuk industri properti PIK. Siapa yang punya PIK? Ya, Aguan dan Anthony Salim. Kalau PIK untung besar, siapa yang paling cuan? Ya, Aguan dan Anthony Salim,” imbuhnya lagi.
Disebut tersangkut dengan proyek pagar laut PIK dan namanya disandingan dengan Aguan, lantas bagaiman latar belakang dari CEO Salim Group ini?
Anthony Salim, yang lahir dengan nama Liem Hong Sien pada 25 Oktober 1949 di Kudus, Jawa Tengah, adalah seorang pengusaha sukses asal Indonesia dan putra dari Sudono Salim, pendiri Salim Group.
Sebagai anak bungsu dari pasangan Sudono Salim dan Lie Las Niao, Anthony tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mapan.
Ayahnya, Sudono Salim, adalah seorang konglomerat legendaris yang mendirikan Salim Group, salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia.
Sejak kecil, Anthony Salim sudah menikmati kehidupan yang cukup karena ayahnya, Sudono Salim, telah memulai Salim Group, yang bergerak dari sektor pangan hingga konstruksi.
Dirinya kemudian mewarisi dan melanjutkan bisnis ayahnya, Salim Group, yang beroperasi di berbagai sektor industri.
Pada usia 25 tahun, Anthony Salim menikah dengan Siti Margareth Jusuf, dan pasangan ini dikaruniai tiga anak, yaitu Axton Salim (1979), Astrid Salim (1983), dan Alston Salim (1987).
Lahir pada tahun 1949, Anthony Salim adalah seorang lulusan North East Surrey College of Technology di London, Inggris, dengan gelar Bachelor of Arts di bidang bisnis.
Namanya juga masuk dalam daftar 10 tokoh bisnis paling berpengaruh versi majalah Warta Ekonomi.
Prestasi ini diraih berkat keberhasilannya dalam mengangkat kembali Salim Group yang sempat terpuruk akibat krisis ekonomi pada tahun 1998.
Krisis moneter 1998 hampir membuat Salim Group tenggelam, namun setelah ayahnya memberikan amanah kepemimpinan kepada Anthony Salim, ia berhasil mengatasi badai ekonomi tersebut dan menyelamatkan dua perusahaan utama, PT Indofood dan PT Bogasari.
Pada masa itu, Salim Group terjerat utang sebesar Rp55 miliar, dan Anthony Salim terpaksa menjual beberapa aset berharga, termasuk BCA yang kemudian dikuasai Farallon Capital dan Djarum Group, serta PT Indocement Tunggal Perkasa dan PT Indomobil Sukses Internasional.