Saat Kholid mengajukan pertanyaan, Shandy Martha Praja tampak terdiam dan tidak langsung memberikan jawaban.
Alih-alih menanggapi pertanyaan, Shandy Martha Praja justru mulai berbicara mengenai framing dan kepentingan nelayan, tanpa menanggapi pertanyaan langsung dari Kholid.
Reaksi Shandy Martha Praja yang tidak menjawab dengan jelas itu kemudian membuat Kholid tertawa.
“Ini yang harusnya jadi topik utama kita. Kenapa tadi saya buka dengan proxy war, tidak ada kepentingan untuk nelayan tersebut, dalam framing tersebut. Kenapa kita diviralkan kesejahteraan nelayan? Apa kebutuhan nelayan? Rakyat nggak akan kenyang hanya dengan ngucap kenyang seribu kali,” jawab Shandy Martha Praja dengan nada retoris.
Presenter acara tersebut menambahkan, “Mungkin dana yang digunakan itu berasal dari swadaya nelayan.”
“Jadi memang berawal dari situ,” ujar Shandy Martha Praja dengan gugup.
Mendengar jawaban Shandy Martha Praja yang dianggap mengelak, Kholid pun kembali melontarkan pertanyaan dengan tegas.
Alih-alih memberikan penjelasan yang jelas, Shandy Martha Praja kembali memberikan jawaban berputar-putar dan enggan bertanggung jawab atas pernyataan sebelumnya.
“Saya hanya ingin hitungan yang jelas, tolong hitungkan untuk saya, apakah masyarakat ini bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Dari mana uangnya kalau ini benar-benar swadaya?” ujar Kholid dengan tegas.
“Tadi kan Pak Kholid yang sudah menghitung per bambu Rp22 ribu, segala macam,” ucap Shandy Martha Praja berbelit.
“Kira-kira bisa nggak kalau ini dilakukan oleh masyarakat?” tanya Kholid sekali lagi.